Minggu, 03 Februari 2019 0 komentar

Coretan ke 28

PERUBAHAN KECIL

Merubah kebiasaan yang ada dalam diri, merupakan usaha super luar biasa dan patut diapresiasi. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang menyebabkan reflek secara otomatis tanpa harus berpikir dahulu untuk melakukannya. Jika kebiasaan tersebut baik, tentu tidak ada masalah. Tetapi, jika kebiasaan itu yang tidak baik, maka harus segera diubah.

Melakukan perubahan secara perlahan adalah cara terbaik. Memulai dari dalam diri untuk merubahnya, ditunjukan dengan perubahan itu sendiri secara bertahap dan ujungnya ketika ada kejadian yang tanpa disadari, reflek itu telah berubah menjadi reflek yang baik. Sekali lagi, untuk bisa mengganti refek yang lama dengan yang baru, itu butuh usaha ekstra keras.

Dukungan dan Apresiasi

Usaha yang sudah dilakukan super maksimal, sempurna dan paket komplit. Hanya saja, ada cibiran dari lingkungan sekitar atau dianggap remeh oleh orang-orang terdekat, sehingga lunturlah semua usaha tersebut. Jadi, apresiasi dan dukungan, juga merupakan sesuatu yang sangat penting dihadirkan. Selain sebagai penyemangat juga berperan sebagai penentu keberhasilan.

Untuk itu, setiap usaha kecil apapun yang telah dilakuakan, maka apresisilah dan hargailah. Dengan cara demikian itulah, maka semangat untuk menjadi lebih baik akan terus tumbuh dan berkembang. Jangan sekali-kali memutuskan harapan tersebut dengan cibiran, yang ujungnya hanya akan membuat dirinya kembali tak semangat dan endingnya tidak ada perubahan sama sekali. Terlanjur kecewa, mematikan segalanya.

Perubahan Kecil

Dulu, apa-apa langsung marah. Salah sedikit marahnya gak ketulungan. Sekarang, lebih sabar, ditanya dulu permasalahannya di mana, kesulitannya di mana. Dulu nadanya tinggi kalau emosi, sekarang lebih memilih diam dan menjauh beberapa detik, untuk menenangkan. Lihatlah usaha seperti ini, kelihatannya sepele dan kecil, tetapi sejatinya ini bukan usaha yang mudah. Maka berikan apresiasi yang tinggi untuknya.

Cara bicaranya menutut harus ini dan itu, ngomongnya terkesan “harus sudah bisa”. Tetapi kini, sudah diubah dengan kalimat “mau enggak”. Arahnya lebih meminta persetujuan dan tidak lagi dengan suruhan.

Jadi, gimana? Dengan usaha-usaha yang sudah dipaparkan di atas tersebut, masihkah kita antipati dan masak bodoh dengan perubahan yang kecil. Jika masih belum bisa menghargai perubahan yang kecil, sepertinya menerima perubahan yang besar pun akan sedikit kesulitan. Sebab, menerima itu harus dimulai dari yang kecil terlebih dahulu, sebagai gerbang otomatis untuk menerima yang besar.

Adapun jika kita sebaliknya, hanya menerima yang besar tapi acuh dengan yang kecil, maka yang terjadi hanyalah penyepelean dan keacuhan pada hal-hal yang kecil. Padahal yang kecil tersebut sama pentingnya, namun kitanya kadang kurang peka.

Jangan pernah menyepelekan jarum! Bukankah dengan sebatang jarum itu saja, darah bisa bercucuran?...

_lipatan sajadah, 2019.04.02/
 
;